Wayang yang Terbuat dari Kulit Manusia

Wayang merupakan salah satu tradisi penyebaran dakwah yang digunakan oleh Sunan Kalijaga pada masanya, abad ke 15-16. Salah satu tokoh wayang yang masih dikenal hingga kini adalah Arjuna alias Janoko. Arjuna dilukiskan sebagi seorang pria yang tampan parasnya, lembut tutur katanya serta memiliki jiwa ksatria yang suka menolong.


Tak hanya itu ternyata, walaupun hanya permainan dan seni turun temurun, salah satu sosok wayang Arjuna di Jawa Tengah dipercaya memiliki kekuatan supranatural dan istimewa, mengapa? Jika wayang lain dibuat dari kulit sapi, Arjuna satu ini terbuat dari kulit manusia.

Wayang jimat sebagai hadiah dari raja Kraton Surakarta
Menurut para tetua desa Ndakan, wayang jimat adalah wayang pemberian sang raja Kraton Surakarta kepada Ki Ajar Ndaka karena telah berhasil menyembuhkan putranya. Suatu ketika putra raja sakit dan belum ada yang bisa mengobati, raja mendengar tentang Ki Ajar Ndaka, seorang pertapa di lereng Merbabu yang terkenal memiliki ilmu  medis yang mumpuni. Setelah diundang ke kraton, Ki Ajar membacakan beberapa doa dan memberi obat tradisional untuk sang putra raja, hal tersebut ternyata membuat sang putra raja sembuh dari sakitnya.

Atas usaha tersebut, Ki Ajar ditawari tanah, beberapa keping emas dan kedudukan di kerajaan, namun hal tersebut ditolak olehnya. Sebagai gantinya raja menukar hadiah tersebut dengan Pusaka Kerajaan yang berupa wayang jimat dalam sebuah peti kayu. Setelah meninggal nama Ki Ajar Ndaka diabadikan menjadi nama desa tersebut, Ndakan.

Salah satu Wayang yang dibuat dari kulit manusia

Dari 80 karater wayang kulit yang biasa digelar di desa Ndakan, Magelang ini, "hanya Arjuna lah yang istimewa." Ya, jika semua wayang terbuat dari kulit sapi, konon Arjuna dibuat dari kulit manusia. Dijadikan jimat karena menurut warga Arjuna memiliki aura atau kekuatan supranatural yang tidak dimiliki wayang lain.

Arjuna atau Janoko yang konon katanya dibuat dari kulit pemuda Surakarta yang tidak diketahui siapa namanya, jauh sebelum keraton terbentuk. Jika dilihat lebih detail, wayang kulit ini memang berbeda, lebih gelap, halus, tipis, serta ringan saat diangkat.

Hanya sesepuh desa yang mampu memainkannnya
Sebelum meninggal, Ki Ajar mewasiatkan para sesepuh desa untuk meminta wayang jimat ini. hasilnya, sepenuhnya tergantung pada satu orang khusus untuk melaksanakan dan merawat sang Arjuna. Seperti yang dituturkan oleh Sumitro, pernjaga wayang yang sudah 30 tahun dirawat Arjuna, hanya sesepuh desa saja yang bisa memainkan wayang ini, bukan orang lain.


Menurut Sumitro, jika dimainkan oleh orang lain sesepuh Ndakan, wayang akan menjadi berat dan tangan dalang akan goyah, sehingga permainan tidak akan berhasil. Di samping itu, Arjuna hanya boleh dimainkan dua kali dalam pemutaran, yaitu bulan Safar dan Syawal, diambil peruntungan pada kalender Jawa.

Suara misterius dari dalam peti Arjuna
Selama 30 tahun menjaga wayang jimat Arjuna ini, selama itu pula Sumitro sudah hapal bagaimana memperlakukan wayang tersebut. Ia mengakui jika ketika pertama kali menjadi penjaga peti, sering terdengar suara ketukan setiap malam Jum’at kliwon yang berasal dari dalam peti dimana Arjuna disimpan.




Semenjak saat itu, Sumitro rajin memberikan sesajen, dupa, dan air di atas peti setiap malam ini, karena hal itu akan melewati ketukan itu. Selain ketukan, ada selembar surat yang ditulis di daun lontar dengan bahasa yang tidak diterjemahkan hingga kini. Nah, menurut sang penjaga surat tersebutlah yang merupakan sumber kekuatan wayang ini.

Tempat pertunjukan serta pengabul permintaan
Pagelaran wayang yang dilaksanakan 2 tahun sekali ini juga harus di desa kecil di lereng Merbabu (Ndakan), bukan di tempat lain. Sebelum pertunjukan harus disediakan dulu sesajen berupa ayam, tumpeng, kain jarik, jagung, tebu, pisang, teh dan kopi, jenang putih, serta kemenyan, semuanya harus berjumlah dua buah.

Tentang lakon/tema, wayang jimat ini menentukan lakon/tema dengan sendirinya, tidak ada lakon/tema ketetapan dari dalang. Menurut para dalang yang pernah memainkan wayang Arjuna ini, hal ini memang sudah berlangsung sejak lama. Untuk pagelaran di luar Ndakan, wayang ini dapat dilakukan jika itu terkait pagelaran nazar seseorang setelah tercapainya suatu permintaannya.

Hingga saat ini, wayang Arjuna tetap menjadi keramat dan dijaga oleh para sesepuh desa Ndakan. Wayang Arjuna ini menjadi tokoh istimewa di antara 80 karakter lain.

Post a Comment

أحدث أقدم