Taiwan Dilihat Sebelah Mata Oleh WHO, Mereka Sukses Libas Corona!


Bukawarta.xyz - Pada 31 Desember 2019, Taiwan melalui Dewan Hubungan Luar Negeri yang berbasis di AS memberikan laporan khusus ke Badan Kesehatan Dunia (WHO). Laporan itu berisi tentang potensi penularan sebuah virus corona baru, dari manusia ke manusia.



Namun sayangnya, laporan Taiwan itu tak digubris badan PBB tersebut. Pada 21 Januari, WHO menegaskan tidak ada penularan virus dari manusia ke manusia.

Kenyataan ini tak membuat Taiwan meremehkan ancaman virus, yang penyakitnya kini diberi nama COVID-19 itu. Negara yang kadung trauma dengan SARS yang melanda di 2003, mengadopsi sejumlah langkah untuk membendung penularan.

Taiwan menerapkan tanggap darurat sejak awal. Negara itu menyaring, menguji, melacak kontak dan menjalankan karantina.

Berbeda dengan negara lain yang melakukan penguncian wilayah, tak ada lockdown di negara berpopulasi 23 juta orang itu. Masyarakat masih bisa beraktivitas seperti biasa.

Namun, pejabat dengan cepat mengenali krisis dan mengaktifkan struktur manajemen darurat. Pengakuan bahwa memang ada krisis di awal, pengarahan harian ke publik, pesan kesehatan yang sederhana ke masyarakat dengan tepat waktu, akurat dan transparan dilakukan.

Masyarakat pun disiplin melakukan anjuran wajib dari pemerintah. Dengan yaitu memakai masker dan disiplin melakukan tindakan pencegahan COVID-19.

Negara ini pun melarang semua warga asing masuk ke negaranya, kecuali pemegang izin tinggal, diplomat dan buruh migrab. Namun ketika datang, lagi-lagi, mereka wajib melakukan karantina selama 14 hari.

"Tak peduli siapa pun Anda, warga Taiwan atau warga asing di Taiwan, guna menghadapi virus corona, saat ini kita berada di kapal yang sama," ujar Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di laman Facebook-nya seperti diberitakan Reuters.

Kini, Taiwan sepertinya mengecap manisnya proses yang sudah dilakukan. Pada Rabu (15/4/2020), Taiwan mencatat nol kasus corona di negeri Formosa itu.

Mungkin terlalu cepat untuk mengatakan negara ini sukses melibas corona. Namun ini adalah kenyataan manis yang terjadi dalam sebulan ini.

"Taiwan adalah contoh bagaimana masyarakat dapat merespons dengan cepat terhadap krisis dan melindungi kepentingan warganya," tulis Journal of American Medical Association (JAMA).

Jumat pekan kemarin, Departemen Luar Negeri AS juga menyerukan agar Taiwan diberi status pengamat di WHO, karena keberhasilan ini. "Taiwan adalah pemimpin dalam mencegah penyebaran COVID-19," tulis Biro Departemen Urusan Asia Timur dan Pasifik di Twitter.

Hingga hari ini, dari data Worldometer, secara akumulatif, ada 393 kasus positif corona di Taiwan. Angka kematian sebanyak 6 orang dan pasien sembuh 124 orang.







Sources : cnbc.indonesia



(sef/sef)






Post a Comment

أحدث أقدم