Bukawarta.xyz - Pemerintah telah membuka pendaftaran Kartu Prakerja gelombang 2 mulai Senin (20/4/2020) hingga Kamis (23/4/2020). Lalu adakah cara cepat bisa lolos Kartu Prakerja gelombang 2 ini?
Untuk mengikuti gelombang kedua, masyarakat harus mendaftar di situs www.prakerja.go.id. Setelah mendaftar mereka harus mengisi data pribadi dan mengikuti tes kemampuan dasar dan tes motivasi. Selanjutnya mereka tinggal menunggu kabar dari manajemen program Kartu Prakerja.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan sebelum ada dua kriteria yang dipakai untuk seleksi peserta kartu prakerja, yakni, Warga Negara Indonesia (WNI) dan tidak sedang bersekolah atau menempuh pendidikan formal. Data ini diverifikasi dari data Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (Kemendikbud).
Namun kini ditambahkan syarat baru tidak sedang menerima bantuan sosial bansos. "Kemudian tidak sedang menerima program bansos seperti PKH [Program Keluarga Harapan] dan Bantuan Langsung Tunai. Tapi kalau dari keluarga itu anaknya bisa ikut pelatihan," jelas Airlangga, Seperti dikutip Senin (20/4/2020).
Sekretaris Menteri Perekonomian Susiwijono menerangkan, penambahan kriteria penyeleksian peserta program prakerja tersebut agar merata untuk semua kalangan. Dan memang tujuan program prakerja adalah sebagai jaring pengaman sosial atau social safety net.
"Memang tidak boleh double-double. Karena prakerja sekarang menjadi jaring pengaman sosial. Di mana itu ada program bansos, PKH, BLT, BPNT, dan sebagainya. Supaya lebih merata," kata Susiwijono kepada CNBC Indonesia melalui via telepon.
Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya Ruky menambahkan, proses penyeleksian penerima prakerja diutamakan bagi pekerja dan pelaku usaha yang sudah teradata dalam basis data pemerintah yang dikumpulkan oleh K/L.
Hingga penutupan pendaftaran gelombang pertama, Kamis (16/4/2020) pukul 16.00 WIB ada 5,9 juta pendaftar yang melakukan registrasi. Kemudian 3,2 juta NIK peserta yang terverifikasi. Kemudian dari 3,2 juta ini dicocokan dengan data yang ada di Dukcapil, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial.
Dari 3,2 juta NIK, pemerintah kemudian mengantongi 2,06 juta nama yang masuk dalam kriteria di gelombang pendaftaran atau Join Batch Pertama. Dari 2,06 juta nama inilah, yang kemudian diacak oleh pemerintah untuk bisa memenuhi slot 200 ribu nama di gelombang pertama.
"Tentunya mekanisme yang paling adil adalah dengan pengacakan. Namun, kami sudah menerima usulan dari K/L yang telah melakukan pendataan pekerja dan pelaku usaha kecil mikro [UKM] yang terdampak oleh pandemi," jelas Panji.
Menteri Airlangga Hartarto menambahkan apabila pendaftaran belum diterima, calon peserta dapat bergabung di gelombang pendaftaran selanjutnya dan tidak perlu mengulang proses pendaftaran dari awal.
"Tinggal pilih nanti mau bergabung di gelombang berapa," tutur Airlangga.
(roy/miq)
Untuk mengikuti gelombang kedua, masyarakat harus mendaftar di situs www.prakerja.go.id. Setelah mendaftar mereka harus mengisi data pribadi dan mengikuti tes kemampuan dasar dan tes motivasi. Selanjutnya mereka tinggal menunggu kabar dari manajemen program Kartu Prakerja.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan sebelum ada dua kriteria yang dipakai untuk seleksi peserta kartu prakerja, yakni, Warga Negara Indonesia (WNI) dan tidak sedang bersekolah atau menempuh pendidikan formal. Data ini diverifikasi dari data Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (Kemendikbud).
Namun kini ditambahkan syarat baru tidak sedang menerima bantuan sosial bansos. "Kemudian tidak sedang menerima program bansos seperti PKH [Program Keluarga Harapan] dan Bantuan Langsung Tunai. Tapi kalau dari keluarga itu anaknya bisa ikut pelatihan," jelas Airlangga, Seperti dikutip Senin (20/4/2020).
Sekretaris Menteri Perekonomian Susiwijono menerangkan, penambahan kriteria penyeleksian peserta program prakerja tersebut agar merata untuk semua kalangan. Dan memang tujuan program prakerja adalah sebagai jaring pengaman sosial atau social safety net.
"Memang tidak boleh double-double. Karena prakerja sekarang menjadi jaring pengaman sosial. Di mana itu ada program bansos, PKH, BLT, BPNT, dan sebagainya. Supaya lebih merata," kata Susiwijono kepada CNBC Indonesia melalui via telepon.
Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya Ruky menambahkan, proses penyeleksian penerima prakerja diutamakan bagi pekerja dan pelaku usaha yang sudah teradata dalam basis data pemerintah yang dikumpulkan oleh K/L.
Hingga penutupan pendaftaran gelombang pertama, Kamis (16/4/2020) pukul 16.00 WIB ada 5,9 juta pendaftar yang melakukan registrasi. Kemudian 3,2 juta NIK peserta yang terverifikasi. Kemudian dari 3,2 juta ini dicocokan dengan data yang ada di Dukcapil, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial.
Dari 3,2 juta NIK, pemerintah kemudian mengantongi 2,06 juta nama yang masuk dalam kriteria di gelombang pendaftaran atau Join Batch Pertama. Dari 2,06 juta nama inilah, yang kemudian diacak oleh pemerintah untuk bisa memenuhi slot 200 ribu nama di gelombang pertama.
"Tentunya mekanisme yang paling adil adalah dengan pengacakan. Namun, kami sudah menerima usulan dari K/L yang telah melakukan pendataan pekerja dan pelaku usaha kecil mikro [UKM] yang terdampak oleh pandemi," jelas Panji.
Menteri Airlangga Hartarto menambahkan apabila pendaftaran belum diterima, calon peserta dapat bergabung di gelombang pendaftaran selanjutnya dan tidak perlu mengulang proses pendaftaran dari awal.
"Tinggal pilih nanti mau bergabung di gelombang berapa," tutur Airlangga.
(roy/miq)
Posting Komentar