Pemerintah mengumumkan data terbaru kasus virus Corona (COVID-19). Total kasus positif Corona melonjak jadi 1.155 dengan pasien meninggal dunia 102 orang per 28 Maret 2020.
Informasi tersebut disampaikan juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang ditayangkan di saluran YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Sabtu, 28 Maret 2020.
Data ini dikumpulkan pemerintah hingga pukul 12.00 WIB pada Sabtu siang. Dibanding data sebelumnya, ada penambahan 109 kasus positif Corona.
Yuri mengatakan penularan paling banyak terjadi melalui tangan. Yuri meminta agar masyarakat menjaga kebersihan tangan dengan melakukan cuci tangan sesering mungkin.
Selain itu, menurut dia, kontak dekat saat pandemi Corona masih terjadi sehingga ia mengimbau agar masyarakat selalu menerapkan physical distancing atau jaga jarak 2 meter. Berikut poin-poin penjelasan terbaru pemerintah soal virus Corona 28 Maret 2020:
Kasus Positif Corona Mencapai 1.115
Total sejauh ini ada 1.155 kasus positif Corona di Indonesia.
"Total kasus menjadi 1.155," kata Yuri.
Dibanding data sebelumnya, ada penambahan 109 kasus positif Corona.
"Kasus positif bertambah 109," ucap Yuri.
Pasien Meninggal Dunia 102, Sembuh 59
Informasi tersebut disampaikan juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang ditayangkan di saluran YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Sabtu, 28 Maret 2020.
Data ini dikumpulkan pemerintah hingga pukul 12.00 WIB pada Sabtu siang. Dibanding data sebelumnya, ada penambahan 109 kasus positif Corona.
Yuri mengatakan penularan paling banyak terjadi melalui tangan. Yuri meminta agar masyarakat menjaga kebersihan tangan dengan melakukan cuci tangan sesering mungkin.
Selain itu, menurut dia, kontak dekat saat pandemi Corona masih terjadi sehingga ia mengimbau agar masyarakat selalu menerapkan physical distancing atau jaga jarak 2 meter. Berikut poin-poin penjelasan terbaru pemerintah soal virus Corona 28 Maret 2020:
Kasus Positif Corona Mencapai 1.115
Total sejauh ini ada 1.155 kasus positif Corona di Indonesia.
"Total kasus menjadi 1.155," kata Yuri.
Dibanding data sebelumnya, ada penambahan 109 kasus positif Corona.
"Kasus positif bertambah 109," ucap Yuri.
Pasien Meninggal Dunia 102, Sembuh 59
Hingga Sabtu (28/3) jumlah pasien yang meninggal total menjadi 102 kasus.
"Dilaporkan kasus kematian pada periode ini sebanyak 15 orang, sehingga total kematian 102 orang," kata Yuri.
Sementara itu, pasien yang sembuh bertambah 13 orang. Total pasien yang sembuh saat ini 59 orang.
"Pasien yang sudah sembuh dan diizinkan pulang bertambah 13 orang, sehingga total menjadi 59 orang" ujar Yuri.
Kasus Positif Paling Banyak di DKI Jakarta dan Jabar
Kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia naik menjadi 1.155 kasus. Jumlah kasus positif paling banyak berasal dari DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Berikut ini rincian kasus positif yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia:
Aceh: 4 Kasus Positif
Bali: 9 Kasus Positif
Banten: 103 Kasus Positif
DI Yogyakarta: 22 Kasus Positif
DKI Jakarta: 627 Kasus Positif
Jambi: 1 Kasus Positif
Jawa Barat: 119 Kasus Positif
Jawa Tengah: 55 Kasus Positif
Jawa Timur: 77 Kasus Positif
Kalimantan Barat: 3 Kasus Positif
Kalimantan Timur: 17 Kasus Positif
Kalimantan Tengah: 7 Kasus Positif
Kalimantan Selatan: 1 Kasus Positif
Kepulauan Riau: 5 Kasus Positif
Nusa Tenggara Barat: 2 Kasus Positif
Sumatera Selatan: 2 Kasus Positif
Sumatera Barat: 5 Kasus Positif
Sulawesi Utara: 2 Kasus Positif
Sumatera Utara: 8 Kasus Positif
Sulawesi Tenggara: 3 Kasus Positif
Sulawesi Selatan: 33 Kasus Positif
Sulawesi Tengah: 2 Kasus Positif
Lampung: 4 Kasus Positif
Riau: 1 Kasus Positif
Maluku Utara: 1 Kasus Positif
Maluku: 1 Kasus Positif
Maluku: 2 Kasus Positif
Papua: 7 Kasus Positif
Dalam Proses Verifikasi di Lapangan: 30 Kasus Positif
Total: 1.155 Kasus Positif
"Dilaporkan kasus kematian pada periode ini sebanyak 15 orang, sehingga total kematian 102 orang," kata Yuri.
Sementara itu, pasien yang sembuh bertambah 13 orang. Total pasien yang sembuh saat ini 59 orang.
"Pasien yang sudah sembuh dan diizinkan pulang bertambah 13 orang, sehingga total menjadi 59 orang" ujar Yuri.
Kasus Positif Paling Banyak di DKI Jakarta dan Jabar
Kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia naik menjadi 1.155 kasus. Jumlah kasus positif paling banyak berasal dari DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Berikut ini rincian kasus positif yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia:
Aceh: 4 Kasus Positif
Bali: 9 Kasus Positif
Banten: 103 Kasus Positif
DI Yogyakarta: 22 Kasus Positif
DKI Jakarta: 627 Kasus Positif
Jambi: 1 Kasus Positif
Jawa Barat: 119 Kasus Positif
Jawa Tengah: 55 Kasus Positif
Jawa Timur: 77 Kasus Positif
Kalimantan Barat: 3 Kasus Positif
Kalimantan Timur: 17 Kasus Positif
Kalimantan Tengah: 7 Kasus Positif
Kalimantan Selatan: 1 Kasus Positif
Kepulauan Riau: 5 Kasus Positif
Nusa Tenggara Barat: 2 Kasus Positif
Sumatera Selatan: 2 Kasus Positif
Sumatera Barat: 5 Kasus Positif
Sulawesi Utara: 2 Kasus Positif
Sumatera Utara: 8 Kasus Positif
Sulawesi Tenggara: 3 Kasus Positif
Sulawesi Selatan: 33 Kasus Positif
Sulawesi Tengah: 2 Kasus Positif
Lampung: 4 Kasus Positif
Riau: 1 Kasus Positif
Maluku Utara: 1 Kasus Positif
Maluku: 1 Kasus Positif
Maluku: 2 Kasus Positif
Papua: 7 Kasus Positif
Dalam Proses Verifikasi di Lapangan: 30 Kasus Positif
Total: 1.155 Kasus Positif
Penularan Paling Banyak Melalui Tangan
Yuri meminta masyarakat menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan sebelum melakukan kegiatan apa pun. Sebab, menurut Yuri, penularan virus Corona paling banyak terjadi melalui tangan.
"Ada satu kunci yang paling penting yang harus kita lakukan di samping menjaga jarak dalam kaitan interaksi sosial, yakni mencuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum makan, sebelum minum, sebelum menyentuh mulut, sebelum menyentuh hidung, sebelum menyentuh mata," kata Yuri.
"Karena data menunjukkan penularan yang paling banyak justru karena perantara tangan," sambung Yuri.
Kontak Dekat Masih Ada dan Cuci Tangan dengan Sabun Belum Maksimal
Kontak dekat saat pandemi Corona masih terjadi. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto menyebut penularan terjadi karena kegiatan mencuci tangan dengan sabun masih belum berjalan secara maksimal.
"Kita masih memprihatinkan kondisi ini, karena terbukti bahwa penularan masih terjadi, bahwa kasus positif masih berada di tengah-tengah masyarakat, bahwa kontak dekat masih terjadi, bahwa kegiatan mencuci tangan dengan sabun masih belum dimaksimalkan," Kata Yuri.
Yuri berharap agar masyarakat bisa menerapkan imbauan pemerintah untuk melakukan physical distancing atau menjaga jarak dengan orang lain. Ajakan menjaga jarak itu diharapnya bisa diterapkan masyarakat tidak hanya di luar tetapi juga di dalam rumah.
Yuri meminta masyarakat menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan sebelum melakukan kegiatan apa pun. Sebab, menurut Yuri, penularan virus Corona paling banyak terjadi melalui tangan.
"Ada satu kunci yang paling penting yang harus kita lakukan di samping menjaga jarak dalam kaitan interaksi sosial, yakni mencuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum makan, sebelum minum, sebelum menyentuh mulut, sebelum menyentuh hidung, sebelum menyentuh mata," kata Yuri.
"Karena data menunjukkan penularan yang paling banyak justru karena perantara tangan," sambung Yuri.
Kontak Dekat Masih Ada dan Cuci Tangan dengan Sabun Belum Maksimal
Kontak dekat saat pandemi Corona masih terjadi. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto menyebut penularan terjadi karena kegiatan mencuci tangan dengan sabun masih belum berjalan secara maksimal.
"Kita masih memprihatinkan kondisi ini, karena terbukti bahwa penularan masih terjadi, bahwa kasus positif masih berada di tengah-tengah masyarakat, bahwa kontak dekat masih terjadi, bahwa kegiatan mencuci tangan dengan sabun masih belum dimaksimalkan," Kata Yuri.
Yuri berharap agar masyarakat bisa menerapkan imbauan pemerintah untuk melakukan physical distancing atau menjaga jarak dengan orang lain. Ajakan menjaga jarak itu diharapnya bisa diterapkan masyarakat tidak hanya di luar tetapi juga di dalam rumah.
Protokol Isolasi Diri di Rumah
Jubir pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menjelaskan protokol isolasi diri di rumah. Bagi pasien positif tetapi melakukan isolasi diri di rumah, tetap menggunakan masker.
"Oleh karena itu protokol isolasi diri di rumah ini menjadi penting untuk betul-betul dipahami masyarakat, karena dengan isolasi yang baik maka akan jadi jaminan bahwa tidak akan terjadi penularan yang lebih lanjut di lingkungan keluarga," kata Yuri.
Yuri berpesan sebaiknya masyarakat tetap berada di rumah dan menjauhi kerumunan. Bagi pihak yang melakukan self isolation atau isolasi diri di rumah tetap menggunakan masker, menjaga jarak dengan anggota keluarga 1-1,5 meter serta menggunakan alat makan tersendiri, dan tidak makan bersama-sama pada satu yang sama dengan keluarga lainnya.
Pemerintah Akan Penuhi Kebutuhan APD
Pemerintah akan melengkapi alat pelindung diri (APD) bagi petugas medis. Yuri juga menjelaskan ada standard operating procedure (SOP) yang mengatur siapa yang harus menggunakan APD tersebut.
"Banyak sekali rumah sakit yang berpartisipasi, bukan hanya RS pemerintah, TNI/Polri, RS BUMN, tetapi RS swasta pun banyak yang mendedikasikan untuk merawat COVID-19 ini," ujar Yuri.
"Ini yang menjadi penting, di dalam kaitan menyiapkan kondisi RS, sudah barang tentu khususnya APD menjadi bagian penting bagi tenaga kesehatan yang melakukan kegiatan perawatan," sambungnya.
Yuri mengatakan pemerintah terus berusaha memenuhi kebutuhan APD. Dia menjelaskan APD tidak bisa digunakan oleh sembarang orang.
(yld/lir)
Jubir pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menjelaskan protokol isolasi diri di rumah. Bagi pasien positif tetapi melakukan isolasi diri di rumah, tetap menggunakan masker.
"Oleh karena itu protokol isolasi diri di rumah ini menjadi penting untuk betul-betul dipahami masyarakat, karena dengan isolasi yang baik maka akan jadi jaminan bahwa tidak akan terjadi penularan yang lebih lanjut di lingkungan keluarga," kata Yuri.
Yuri berpesan sebaiknya masyarakat tetap berada di rumah dan menjauhi kerumunan. Bagi pihak yang melakukan self isolation atau isolasi diri di rumah tetap menggunakan masker, menjaga jarak dengan anggota keluarga 1-1,5 meter serta menggunakan alat makan tersendiri, dan tidak makan bersama-sama pada satu yang sama dengan keluarga lainnya.
Pemerintah Akan Penuhi Kebutuhan APD
Pemerintah akan melengkapi alat pelindung diri (APD) bagi petugas medis. Yuri juga menjelaskan ada standard operating procedure (SOP) yang mengatur siapa yang harus menggunakan APD tersebut.
"Banyak sekali rumah sakit yang berpartisipasi, bukan hanya RS pemerintah, TNI/Polri, RS BUMN, tetapi RS swasta pun banyak yang mendedikasikan untuk merawat COVID-19 ini," ujar Yuri.
"Ini yang menjadi penting, di dalam kaitan menyiapkan kondisi RS, sudah barang tentu khususnya APD menjadi bagian penting bagi tenaga kesehatan yang melakukan kegiatan perawatan," sambungnya.
Yuri mengatakan pemerintah terus berusaha memenuhi kebutuhan APD. Dia menjelaskan APD tidak bisa digunakan oleh sembarang orang.
(yld/lir)
إرسال تعليق