Hantavirus: Dari Karakter, Gejala, Proses Penularan hingga Vaksinasi

Hantavirus: Dari Karakter, Gejala, Proses Penularan hingga Vaksinasi

Ilustrasi (Shutterstock)
KOMPAS.com - Belum reda kasus infeksi virus corona, dunia dikejutkan dengan munculnya kabar tentang hantavirus atau virus hanta. Tagar # Hantavirus kemudian viral di twitterland dan dicuitkan hingga 484 ribu tweet.

Merebaknya kabar tentang hantavirus setelah seorang pria di China dilaporkan meninggal setelah tertular hantavirus.

Pria yang berasal dari Provinsi Yunnan, China barat daya, meninggal pada Senin ketika melakukan perjalanan ke Provinsi Shandong di timur, seperti dilaporkan Global Times, media yang dikelola pemerintah China (24/3/2020).

Selanjutnya 32 orang di dalam bus yang sebelumnya dinaiki pria tersebut ikut diperiksa. Laporan dari petugas medis menemukan bahwa kematian pasien itu tidak berkaitan dengan virus corona.

Namun disebabkan virus bernama hantavirus. Hal itu berdasarkan tes nukleus acid di mana pekerja lainnya juga diminta mengikuti tes yang sama.

Apa itu Hantavirus?

Dalam laporan penelitian berjudul Infeksi Hantavirus: Penyakit Zoonosis yang Perlu Diantisipasi Keberadaannya di Indonesia yang diunggah di situs Kementerian Kesehatan disebutkan, infeksi Hantavirus merupakan salah satu zoonosis yang ditularkan oleh hewan rodensia (hewan pengerat) ke manusia.

Infeksi ini mengakibatkan gangguan bagi kesehatan masyarakat, terutama di negara berkembang.

Gangguan kesehatan pada manusia dapat berupa kelainan ginjal dan paru-paru, dimulai dengan demam, bintik perdarahan pada muka, sakit kepala, kemudian hipotensi, oliguria (sedikit buang air kecil), lalu diuretik (sering buang air kecil). Angka kematian dapat mencapai 12 persen.


Virus dan karakter genetik Infeksi 


Hantavirus disebabkan oleh virus Hanta genus Hantavirus, famili Bunyaviridae. Virus ini memiliki single stranded RNA, yang mempunyai tiga segmen berbentuk sferikal dengan diameter 80-120 nm dan panjang mencapai 170 nm. Hantavirus beramplop sehingga tidak tahan terhadap pelarut lemak, seperti deterjen, perlarut organik dan hipoklorit, dapat juga diinaktifasi dengan pemanasan dan sinar ultra violet.

Proses penularan Penularan


Hantavirus ke manusia dapat terjadi baik melalui kontak dengan hewan reservoir rodensia yang terinfeksi atau kontak dengan ekskresinya seperti saliva, urin atau feses.

Penularan pada manusia juga dapat terjadi melalui aerosol dari debu atau benda-benda yang telah terkontaminasi oleh urin dan feses rodensia yang mengandung Hantavirus.

Penularan dari manusia ke manusia juga belum pernah dilaporkan. Periode viremia Hantavirus pada manusia sangat singkat sehingga sulit untuk dideteksi keberadaannya dalam darah.

Gejala klinis Infeksi 


Hanta menyebabkan Haemorrhagic Fever and Renal Syndrome (HFRS) dan Haemorrhagic Pulmonary Syndrome (HPS) pada manusia. Masa inkubasi penyakit Hanta berkisar antara 2-8 minggu.

Situasi infeksi Hantavirus di dunia Penyebaran infeksi Hantavirus dengan gejala klinis pada manusia ini ditemukan banyak di China dan Korea. China merupakan negara terendemis untuk penyakit Hanta, hal ini terlihat dari laporan yang menyatakan bahwa 70-90 persen kasus infeksi Hanta di dunia terjadi di China, sementara urutan kedua terdapat di Korea hingga tahun 1996. Pemberian vaksinasi telah dimulai tahun 1991 di Korea, yang berdampak sangat signifikan dengan penurunan kasus yang sangat drastis di tahun 1998 .


Pengendalian penyakit


Vaksinasi dinilai masih efektif untuk pencegahan infeksi Hantavirus, sehingga telah dikembangkan vaksin multi valent rekombinan yang terdiri dari beberapa strain/serotipe Hantavirus yang dapat mencegah infeksi Hantavirus. Vaksin Hanta yang berasal dari jaringan ginjal garbil dan hamster telah banyak diproduksi. Di China dan Korea, pemberian vaksinasi Hantavirus dapat menurunkan kasus infeksi pada manusia secara drastis.


Source by : liputan6.com

Post a Comment

أحدث أقدم