Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan
KOMPAS.com - Penyebaran virus corona berjenis SARS-CoV-2 terus mengalami peningkatan setiap harinya. Berdasarkan data real time Coronavirus COVID-19 Global Cases by CSSE at Johns Hopkins University, jumlah kasus virus corona di dunia mencapai 471.783. Tidak hanya jumlah kasus global yang mengalami peningkatan, kasus Covid-10 di Indonesia pun juga mengalami pertambahan kasus.
Per Kamis (26/3/2020), Indonesia tercatat ada 893 kasus positif terinfeksi virus corona yang terdiri dari 78 meninggal dunia, 35 pasien sembuh, dan ratusan pasien masih dalam penanganan. Masifnya penyabaran virus ini wajib diwaspadai oleh masyarakat dengan tidak menyepelekan atau meremehkan gejala ringan dari virus yang menyerang saluran pernapasan ini. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menegaskan, daftar utama gejala akut pada saat ini cukup singkat dan dapat muncul di mana saja mulai hari kedua hingga 14 hari setelah terpapar virus.
1. Demam
![]() |
ilustrasi demam(Shutterstock) |
2. Batuk
Selain demam, batuk juga gejala ringan yang tidak boleh diabaikan. Namun, batuk terinfeksi virus corona dengan batuk pada umumnya bukanlah sembarang batuk. Profesor Kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine di Nashville, Tennessee, dr. William Schaffner mengatakan, batuk kering akibat terinfeksi virus corona terasa di dada. "Ini bukan rasa gatal di tenggorokanmu. Anda tidak hanya berdehem. Tidak hanya lelah. Anda tidak mengeluarkan apa-apa," ujar Schaffner. Ia menjelaskan, batuknya penderita virus corona seperti menyusahkan, berada dari tulang dada atau strenum Anda. Selain itu, Anda juga dapat mengetahui bahwa saluran bronkial Anda meradang atau iritasi.
3. Sulit bernapas
Merasakan kesulitan bernapas menjadi gejala ketiga dari pasien virus corona yang harus diwaspadai. Sebab, gejala kesulitan bernapas ini dapat terjadi dengan sendirinya, tanpa disertai dengan batuk. Jika dada Anda menjadi ketat atau Anda merasa seolah-olah Anda tidak bisa bernapas cukup dalam untuk mendapatkan napas yang baik, itu pertanda Anda harus mendapatkan tindakan yang serius. "Jika ada sesak napas, segera hubungi penyedia layanan kesehatan Anda, perawatan darurat setempat atau departemen darurat," ujar Presiden Asosiasi medis Amerika, dr. Patrice Harris. Ia juga menyarankan agar Anda menghubungi 911 jika dirasa mengalami sesak napas yang cukup parah.
Selain kesulitan bernapas atau sesak napas, CDC mencantumkan tanda-tanda peringatan darurat untuk Covid-19 sebagai rasa sakit yang terus-menerus yang dirasakan di dada. Tanda lainnya yakni bibir atau wajah menjadi kebiru-biruan, yang menunjukkan kekurangan oksigen dan kebingungan mental mendadak.
4. Sakit kepala dan Flu
Banyak gejala lain yang meyerupai flu, termasuk sakit kepala, masalah pencernaan, sakit tubuh dan kelelahan. Terlepas dari semua itu gejala-gejala lain yang dapat menyerupai pilek atau alergi yang muncul, seperti pilek, sakit tenggorokan dan bersin. Para ahli mengungkapkan, kemungkinan besar Anda hanya terserang flu yang disertai dengan gejala awal munculnya demam dan batuk. Salah satu gejala yang memungkinkan Anda terinfeksi Covid-19 adalah jika muncul gejala sesak napas yang tidak kunjung membaik selama seminggu atau justru kondisi tersebut semakin memburuk.
5. Anosmia
Sementara itu, baru-baru ini American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery telah mengidentifikasi ada gejala aneh yang mungkin terjadi pada pasien Covid-19. Dalam sebuah pernyataan di situs web mereka, para peneliti mengungkapkan ada gejala anosmia atau kurangnya indra penciuman, dan dysgeusia atau kurang rasa yang diidentifikasi menjadi tanda-tanda seseorang positif virus corona. CDC mengungkapkan, jika Anda mengalami dua gejala aneh tersebut, segera hubungi layanan kesehatan terdekat. "Anosmia, khususnya, telah terlihat pada pasien yang akhirnya dites positif untuk virus corona tanpa gejala lain," ujar pernyataan tersebut. Sementara itu, sudah lama diketahui dalam literatur medis bahwa hilangnya penciuman yang tiba-tiba dapat dikaitkan dengan infeksi pernapasan yang disebabkan oleh virus corona jenis lain. "Saya pikir, kita mendapatkan sedikit lebih banyak wawasan tentang jenis-jenis gejala yang mungkin dialami pasien," ujar Kepala Koresponden Medis dari CNN, dr. Sanjay Gupta.
source by : kompas.com
إرسال تعليق