![]() |
Paidi mengangkat porang/Foto: Sugeng Harianto |
Kesuksesan Paidi menanam porang hingga menjadi seorang miliarder menarik minat banyak orang. Banyak yang berdatangan kepadanya untuk menimba ilmu membudidayakan porang.
Paidi tinggal di Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun. "Alhamdulillah saat ini petani binaan saya sudah ada lebih dari seribu. Yang ikut mengembangkan tanaman porang saya," ujar Paidi kepada detikcom di rumahnya, Selasa (4/2/2020).
Paidi tinggal di Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun. "Alhamdulillah saat ini petani binaan saya sudah ada lebih dari seribu. Yang ikut mengembangkan tanaman porang saya," ujar Paidi kepada detikcom di rumahnya, Selasa (4/2/2020).
Menurut pria 37 tahun itu, para petani yang datang tidak hanya dari Madiun. Tapi bahkan dari luar Pulau Jawa. Seperti Kalimantan dan juga Sumatra. Para petani yang sudah mendapat pencerahan dari Paidi kemudian ditawari bekerja sama.
Paidi lewat perusahaannya PT Paidi Indo Porang siap memberikan bibit kepada para petani. Namun para petani harus menjual hasil panen kepada perusahaannya.
"Jadi para petani atau investor binaan saya wajib menandatangani kontrak atau MoU. Yang isinya bahwa semua bibit dan hasil panen harus kita yang urus semua. Jadi bibit dari kita dan hasil panen juga wajib dijual ke kita," imbuhnya.
Paidi lewat perusahaannya PT Paidi Indo Porang siap memberikan bibit kepada para petani. Namun para petani harus menjual hasil panen kepada perusahaannya.
"Jadi para petani atau investor binaan saya wajib menandatangani kontrak atau MoU. Yang isinya bahwa semua bibit dan hasil panen harus kita yang urus semua. Jadi bibit dari kita dan hasil panen juga wajib dijual ke kita," imbuhnya.
Mantan pemulung yang sudah memberangkatkan 15 petani di kampungnya umrah mengatakan, bibit yang disediakan Rp 5 ribu per polibag. Bagi siapa pun yang ingin bergabung atau sekadar konsultasi tidak dipungut biaya alias gratis.
"Gratis yang mau ke sini untuk belajar tanam porang. Kita harapkan untuk yang mau menanam porang jangan asal membeli bibit. Karena gampang-gampang susah. Kita tidak bisa jamin bibit pertumbuhan baik kalau dari orang lain," paparnya.
"Gratis yang mau ke sini untuk belajar tanam porang. Kita harapkan untuk yang mau menanam porang jangan asal membeli bibit. Karena gampang-gampang susah. Kita tidak bisa jamin bibit pertumbuhan baik kalau dari orang lain," paparnya.
Paidi saat ini memiliki 66 karyawan. Setiap hari petani berdatangan dari luar Madiun. Salah satu calon investor yang datang yakni Lilis (35) dari Semarang.
"Saya aslinya Nglames Madiun, tapi saudara saya di Bandung ingin gabung menanam porang. Makanya saya disuruh konsultasi, takut tidak berhasil kalau salah orang," ujar Lilis.
Tampak pula investor asal Malang dan Sidoarjo di tempat Paidi. "Saya mau tanam ini tapi katanya saat ini belum tepat, nanti Bulan Mei baru bisa karena sambil cari lahan juga ini," ujar Wulan, salah seorang warga Sidoarjo.
"Saya aslinya Nglames Madiun, tapi saudara saya di Bandung ingin gabung menanam porang. Makanya saya disuruh konsultasi, takut tidak berhasil kalau salah orang," ujar Lilis.
Tampak pula investor asal Malang dan Sidoarjo di tempat Paidi. "Saya mau tanam ini tapi katanya saat ini belum tepat, nanti Bulan Mei baru bisa karena sambil cari lahan juga ini," ujar Wulan, salah seorang warga Sidoarjo.
إرسال تعليق