Rahasia penyembuhan mengunakan frekuensi 432Hz


Sesuaikan diri Anda dengan detak jantung planet kita; Untuk memahami kekuatan penyembuhan di balik 432Hz, Anda harus terlebih dahulu belajar tentang frekuensi lain, 8Hz. Dikatakan bahwa 8Hz adalah “ketukan” mendasar dari planet ini. Detak jantung Bumi lebih dikenal sebagai resonansi Schumann dan dinamai fisikawan Winfried Otto Schumann, yang mendokumentasikannya secara matematis pada tahun 1952.

Resonansi Schumann adalah resonansi elektromagnetik global, yang berasal dari pelepasan listrik petir di dalam rongga yang ada di antara permukaan Bumi dan ionosfer. Rongga ini beresonansi dengan gelombang elektromagnetik dalam frekuensi sangat rendah sekitar 7.86Hz – 8Hz.

Gelombang pemikiran “biasa” yang diciptakan oleh otak manusia berkisar dari 14Hz hingga 40Hz. Rentang ini hanya mencakup jenis dendrit tertentu yang termasuk ke dalam sel otak, terutama di otak kiri (yang lebih rasional) dari otak, yang merupakan pusat aktivitas.

Jika dua belahan otak kita disinkronkan satu sama lain pada 8 Hz, mereka bekerja lebih harmonis dan dengan arus informasi maksimum. Dengan kata lain, frekuensi 8Hz tampaknya menjadi kunci potensi aktivasi penuh dan berdaulat dari otak kita.

8Hz juga merupakan frekuensi heliks ganda dalam replikasi DNA. Melatonin dan Pinoline bekerja pada DNA, menginduksi sinyal 8Hz untuk mengaktifkan metosis dan replikasi DNA. Suatu bentuk superkonduktivitas suhu tubuh terbukti dalam proses ini.

Bagaimana 8Hz dakukan dengan tuning 432Hz

432Hz beresonansi dengan frekuensi 8Hz; Pada skala musik di mana A memiliki frekuensi 440Hz, catatan C sekitar 261.656 Hz. Di sisi lain, jika kita mengambil 8Hz sebagai titik awal dan bekerja ke atas dengan lima oktaf (yaitu dengan tujuh catatan dalam skala lima kali), kita mencapai frekuensi 256Hz yang skala catatan A memiliki frekuensi 432Hz.

Menurut prinsip harmonis yang dengannya setiap suara yang dihasilkan secara otomatis menggandakan semua kelipatan lainnya dari frekuensi itu, ketika kita bermain C pada 256 Hz, C dari semua oktaf lain juga mulai bergetar dalam “simpati” dan dengan demikian, secara alami, frekuensi 8Hz juga terdengar. Inilah sebabnya mengapa (bersama dengan banyak alasan matematis lainnya) nada musik yang disetel hingga 432 osilasi per detik dikenal sebagai “penyelarasan ilmiah.”

Tuning ini disetujui dengan suara bulat di Kongres musisi Italia pada 1881 dan direkomendasikan oleh fisikawan Joseph Sauveur dan Felix Savart serta oleh ilmuwan Italia Bartolomeo Grassi Landi.


Sebaliknya, frekuensi yang dipilih di London pada tahun 1953 sebagai frekuensi referensi di seluruh dunia dan yang semua musik saat ini telah disetel, telah didefinisikan sebagai ‘disharmonic’ karena tidak memiliki hubungan ilmiah dengan hukum fisik yang mengatur alam semesta kita.

Penyembuhan alami dengan 432Hz

432Hz adalah intonasi harmonis alam; Menurut informasi di atas, bermain dan mendengarkan musik yang telah disetel hingga 432 Hz akan membuat tubuh Anda, dan dunia organik yang mengelilinginya, beresonansi dengan cara alami. Ini akan mengisi Anda dengan rasa damai dan sejahtera, terlepas dari jenis lagu yang dipilih untuk dimainkan atau didengarkan.

Membuka telinga Anda untuk musik yang telah disetel ke frekuensi 432Hz “ilmiah” akan bermanfaat bagi seluruh planet dan semua orang yang hidup di dalamnya, sambil mendengarkan musik yang disetel ke frekuensi 440Hz “tidak harmonis” tidak membahayakan dengan menyebabkan stres, perilaku negatif, dan tidak stabil. emosi.


Mendengarkan musik 432Hz beresonansi di dalam tubuh Anda, melepaskan penyumbatan emosional, dan memperluas kesadaran. Musik 432Hz memungkinkan Anda menyesuaikan pengetahuan tentang alam semesta di sekitar kita dengan cara yang lebih intuitif.



440Hz Atau 432 Hz? – Perdebatan Tiada Akhir Perihal Standar Tuning Alat Musik

Hasil studi sains menyebutkan gelombang 432 hertz lebih utuh, dan lebih damai di telinga. Gelombang ini disebut juga ‘KUNDALINI FREQUENCY’.

Sebelum dinamai ‘kundalini frequency’, selama beberapa dekade kalangan musisi dunia terus berdebat panjang perihal frekuensi garpu tala yang secara analog digunakan sebagai standar tuning gitar dan alat musik lainnya.

Pada tahun 1955, ditetapkan sebuah standar internasional di Kongres Musik London, bahwa frekuensi nada dasar A sama dengan 440 hertz. Tujuan standarisasi ini untuk menyamakan perbedaan titi nada konser (concert pithces). Dengan begini, maka jumlah getaran per detik dari nada A (oktaf tengah) adalah sebanyak 440 hertz.

Tidak adanya perwakilan komponis Perancis yang diundang dalam konferensi tersebut, membuat Perancis sangat menentang penalaan 440 hertz. Salah satunya Iapor Laurent, ia berpendapat bahwa alasan Perancis tidak diundang, karena seluruh musisi dari negaranya saat itu akan sudah hidup sehari-hari dengan frekuensi 432 hertz sebagai standar nada A. Lucunya, malah beredar tuduhan, bahwa siapapun yang menganut ‘mahzab’ 432 hertz, adalah golongan pro Nazi-Jerman – mengingat Hitler pernah menggunakan gelombang tersebut sebagai propaganda guna menyebarkan rasa takut untuk musuh perang. Laurent Rosenfeld pernah menulis artikel tentang isu ini, berjudul How the Nazis Ruined Musical Tuning (September 1988).


Sebagian kalangan lain mengatakan bila nada A mengikuti gelombang 432 hertz, maka nadanya akan membawa musik pada ‘tingkatan lain’. Maria Renold, seorang sarjana musik, dalam bukunya berjudul Intervals, Scales, Tones, and the Concert Pitch, menggambarkan ada dampak berbeda kala ia mencoba seteman 440 hertz dan 432 hertz. Maria telah menanyai ribuan orang dari berbagai negara selama 20 tahun penelitian. Ia mengevaluasi perasaan mereka saat mendengarkan musik lewat dua jenis frekuensi tersebut.

Sebanyak 90% orang ternyata lebih menyukai tuning 432 hertz. Komentar mereka beragam. Ada yang bilang nuansanya utuh, damai, seakan suara matahari. Konon, Maria Renold sendiri dipengaruhi seorang mistis Austria, bernama Rudolf Steiner – seseorang yang pernah dikenal atas gagasannya bernama “kecerahan Luciferik” nada tinggi, dengan menganjurkan tuning A = 432 hertz sebagai unsur spiritualistik.

Sampai saat ini, penelitian Maria Renold belum ditinjau ulang oleh peneliti kekinian. Diana Reutsch, seorang psikolog kognitif dikabarkan masih meneliti ulang kinerja Maria Renold, namun hingga saat ini belum ada kabar pasti perihal hasilnya.

Jika Maria melakukan eksperimen dengan alat musik non-elektrik, maka Trevor Cox (seorang insinyur akustika) melakukan studi informal secara online. Trevor meminta orang-orang untuk menyatakan pilihan mereka di antara potongan-potongan musik digital yang berganti-ganti. Eksperimen ini dalam rangka men-digitalisasi tujuh jenis garpu tala yang berbeda frekuensi. Di antara 7 sampel, frekuensi 432 dan 440 hertz termasuk di antaranya. Hasilnya? Sebagian besar dari 200 responden lebih berminat pada tala 432 hertz.

Tala frekuensi 432 hertz telah didukung pula oleh tokoh musik dunia, termasuk legenda tenor opera asal Italia, (almarhum) Luciano Pacarotti, dan soprano Italia, Renata Tebaldi. Menurut pengakuan mereka, bernyanyi dengan standar tala 432 hertz mengurangi ketegangan pada pita suara mereka.

Di Amerika Serikat, frekuensi 440 hertz dijadikan standar, karena itu merupakan frekuensi terbaik untuk ruangan konser. Sedangkan di Inggris, alat yang ditempa khusus sesuai tuning 440 hertz (dari pabriknya), dianggap optimal dalam pemanasan alat musik – terutama alat musik tiup kayu, agar lebih tahan lama dan terhindar dari lembap atau karat (khusus yang berbahan besi).

Terlepas dari kekhawatiran politik dan komersial, perdebatan tunning juga berpusat pada klaim, bahwa vibrasi 432 hertz bermanfaat bagi tubuh manusia. Efeknya juga positif terhadap partikel air, sehingga dianggap bisa menyembuhkan beberapa kerusakan sel pada tubuh.

Dalam sudut pandang ilmu cymatics, riset teknologi terbaru membuktikan gelombang 432 hertz mampu membuat suara lebih ‘terlihat’. John Stuart Reid mengembangkan alat yang disebut CymaScope. Alat ini diujicobakan terhadap air. Hasilnya, 432 hertz muncul dalam formasi lebih indah.

Di Amerika Serikat, frekuensi 440 hertz dijadikan standar, karena itu merupakan frekuensi terbaik untuk ruangan konser. Sedangkan di Inggris, alat yang ditempa khusus sesuai tuning 440 hertz (dari pabriknya), dianggap optimal dalam pemanasan alat musik – terutama alat musik tiup kayu, agar lebih tahan lama dan terhindar dari lembap atau karat (khusus yang berbahan besi).

Terlepas dari kekhawatiran politik dan komersial, perdebatan tunning juga berpusat pada klaim, bahwa vibrasi 432 hertz bermanfaat bagi tubuh manusia. Efeknya juga positif terhadap partikel air, sehingga dianggap bisa menyembuhkan beberapa kerusakan sel pada tubuh.

Dalam sudut pandang ilmu cymatics, riset teknologi terbaru membuktikan gelombang 432 hertz mampu membuat suara lebih ‘terlihat’. John Stuart Reid mengembangkan alat yang disebut CymaScope. Alat ini diujicobakan terhadap air. Hasilnya, 432 hertz muncul dalam formasi lebih indah.

2 Komentar

  1. Bagaimana cara mendengarkan frekuensi 432Hz ? Di Play Store ada aplikasi 432 player, itu bisa melakukan auto tuning ke frekuensi tersebut, misalkan saya play musik dengan aplikasi itu lewat hp, lalu saya putar ke bluetooth speaker, apakah suara yg di keluarkan bluetooth speaker saya ber frekuensi 432Hz juga ?

    Di youtube banyak sound 432Hz dengan durasi berjam-jam. Apakah output dari youtube otomatis ketika play audio itu jadi 432hz juga ? Thanks jawabannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks for your comment sir :) nice to meet you.. and have a good day

      Hapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama