Mengenal Ignaz Semmelweis, Pelopor Cuci Tangan di Dunia

Mengenal Ignaz Semmelweis, Pelopor Cuci Tangan di Dunia

Ignaz Semmelweis memberi tahu bahwa mencuci tangan adalah salah satu cara paling efektif untuk menekan penyebaran penyakit menular. (Foto: Google)


Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pria berkumis tebal dengan kepala setengah botak tampil dalam Google Doodle hari ini, Jumat (20/3). Jika diklik lebih lanjut, Anda akan melihat video singkat tutorial cara mencuci tangan yang benar. Ya, dia lah Ignaz Semmelweis, seorang pria yang dikenal sebagai pelopor cuci tangan di dunia.

Semmelweis dikenal secara luas sebagai orang pertama yang menemukan manfaat medis dari mencuci tangan. Pada hari ini di tahun 1847 silam, Semmelweis diangkat sebagai Kepala Residen di klinik bersalin Vienna General Hospital. Saat itu lah, dia mulai mengharuskan para dokter untuk mendisinfeksi tangan mereka untuk mengurangi penularan penyakit.

Mengutip laman Google, lahir di Budapest, Hungaria pada 1 Juli 1818, Semmelweis mendapatkan gelar doktor dari Vienna University. Saat memulai masa jabatannya di Vienna General Hospital pada pertengahan abad ke-19, infeksi misterius yang memicu tingkat kematian yang tinggi pada ibu baru melahirkan muncul di Eropa.

Mengutip situs Britanica, infeksi yang dikenal sebagai demam nifas itu menjadi momok bagi semua rumah sakit bersalin di seluruh Eropa. Tingkat kematiannya bahkan mencapai 25-30 persen. Beberapa orang berpikir bahwa infeksi disebabkan oleh kepadatan pasien dan ventilasi bangsal rumah sakit yang buruk.

Semmelweis pun diminta untuk menemukan penyebabnya. Setelah penyelidikan menyeluruh, dia menyimpulkan bahwa pada dokter mengirimkan bakteri atau virus dari operasi yang satu ke operasi lainnya melalui tangan mereka. Tak ayal, bakteri atau virus itu pun memicu seorang ibu yang melahirkan tertular demam nifas.

Menyitat situs Science Museum, hingga akhir 1800-an, para ahli bedah tak punya kebiasaan mencuci tangan saat berpindah dari operasi satu ke operasi lainnya. Kebiasaan ini tentu memudahkan terjadinya penularan penyakit.

Saat itu lah, Semmelweis segera membuat peraturan bahwa semua tenaga medis harus mencuci tangan di sela-sela pemeriksaan pasien. Di bawah prosedur itu, angka kematian dan tingkat infeksi pun menurun. Hingga Maret-Agustus 1848 tak ada lagi ibu yang meninggal dunia saat melahirkan.

Revolusi politik yang melanda Eropa membuat Semmelweis dikeluarkan dari Vienna General Hospital pada 1849. Dia melanjutkan pekerjaannya di St Rochus Hospital, Budapest.

Di St Rochus Hospital, Semmelweis kembali ditugaskan untuk melawan epidemi demam nifas. Langkah demi langkah sesegera mungkin mengurangi tingkat kematian.

Pada 1855 dia diangkat sebagai profesor kebidanan di University of Pest. Ide-idenya diterima di Hungaria. Pemerintah bahkan menyampaikan surat edaran pada semua otoritas distrik untuk memperkenalkan metode profilaksis ala Semmelweis. Profilaksis merupakan prosedur kesehatan masyarakat untuk mencegah daripada mengobati penyakit.

Sayang, banyak rekan Semmelweis memandang gagasannya dengan skeptis.

Sementara ide-ide Semmelweis diterima di Hungaria, Wina tetap memusuhinya. Seorang editor Wiener Medizinische Wochenschrift bahkan menulis bahwa sudah waktunya untuk menghentikan omong kosong tentang cuci tangan.

Pada tahun 1861, Semmelweis menerbitkan karya utamanya berjudul Die Atiologie, der Begriff und die Prophylaxis des Kindbettfiebers (The Etiology, Concept, and Prophylaxis of Childbed Fever). Dia mengirimkan bukunya ke semua dokter kandungan dan tenaga medis terkemuka di luar negeri.

Sayang, reaksinya tidak menyenangkan. Pada konferensi dokter dan ilmuwan di Jerman, sebagian besar pembicara menolak idenya.

Kendati terus mendapat penolakan, beberapa dekade kemudian penemuan Semmelweis diterima oleh dunia. Pengaruhnya pada pengembangan dan pengetahuan mengenai pengendalian infeksi dipuji oleh Joseph Lister yang dikenal sebagai 'Bapak Antiseptik Modern'.

Semmelweis kemudian diingat sebagai 'Bapak Pengendali Infeksi'. Bukan hanya merevolusi dunia kebidanan, tapi Semmelweis juga memberikan ide terbaiknya pada dunia medis yang lebih luas.

Ignaz Semmelweis memberi tahu bahwa mencuci tangan adalah salah satu cara paling efektif untuk menekan penyebaran penyakit menular. Di tengah pandemi infeksi virus corona (COVID-19) ini, tentu bukan sesuatu yang salah jika kita mengikuti saran Semmelweis untuk rajin mencuci tangan.


Source by : CNN Indonesia

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama